Ada 11 rekomendasi film. Film-film yang saya tonton pada bulan Juni 2020 ini didominasi oleh karya-karya Alfred Hitchcock–Sutradara yang terkenal sebagai master of Suspense. Ada 6 film yang saya tonton yaitu Dial M for Murders, Rear Window, Vertigo, Strangers on a Train, North by Northwest, dan Psycho.
Tak ketinggalan dua film berkelas dari Robert de Niro dan Al Pacino: A Bronx Tale yang menjadi debut Robert de Niro sebagai sutradara—sekaligus berperan sebagai aktor penting di filmnya. Al Pacino dalam Scent of a Woman. Kemudian, bagi penggemar seri film Mission: Impossible yang dibintangi Tom Cruise, film Mission: Impossible- Fallout seru juga lho. Tontonan bulan ini diwarnai oleh karya epik berisi sentilan bertema pasangan dan cinta—The Lobster (2015). Film klasik yang berkelas Citizen Kane.
Seperti sebelumnya, deskripsi film saya urutkan dari tahun keluarnya. Saya menggunakan rating skala 1 sampai dengan 10 untuk memberi penilaian subjektif dari film-film yang saya tonton. Here We Go!
- Citizen Kane (1942)
“Rosebud”
Adalah sebuah kata terakhir yang diucapkan Charles Foster Kane sebelum meninggal. Sebuah misteri yang akan ditelusuri dan diungkap sepanjang film. Citizen Kane adalah film besar yang banyak diperbincangkan dimana kita akan dibawa untuk mengikuti flash back kisah hidup Charles Foster Kane seorang raja media, pebisnis, yang juga ikut terjun di dunia politik. (Skor 8,5/10)
2. Strangers on a Train (1951)
Berkenalan dengan orang asing di kereta yang pandai memikat pembicaraan namun kemudian tiba-tiba membicarakan rencana pembunuhan dengan motif silang dengan saling bertukar korban. What the f***?
Strangers on a Train adalah film pertama Alfred Hitchcock yang saya tonton yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama bercerita tentang seorang petenis terkenal Guy Haines yang bertemu dengan Bruno Anthony di sebuah kereta. Such a classic and interesting movie with fresh and unpredictable idea! (Skor 9/10)
3. Rear Window (1954)
Jeff, seorang fotografer jurnalistik yang mengalami patah kaki dan harus duduk di kursi roda. Saat dirawat ia dikunjungi oleh kekasihnya, Lisa, dan seorang perawat bernama Stella. Kondisi yang dialami Jeff membuatnya beradaptasi mencari “hiburan”tersendiri dengan mengamati tingkah laku tetangga-tetangganya dari balik jendela apartemennya. Ada sebuah kejanggalan yang diamatinya yang hendak diungkap dengan bantuan Lisa dan Stella. Rear Window adalah film tipe teatrikal dimana penonton diajak menjadi Jeff, mengungkap kejanggalan kriminal dengan keterbatasan ruang gerak. (Skor 9/10)
4. Dial M for Murders (1954)
Kembali diajak menonton film tipe teatrikal yang didominasi cast dalam sebuah ruangan. Dial M for Murders mengungkap detail sampai hal terkecil dari sebuah kasus pembunuhan. Sebaik dan sesempurna apapun rencana, ada saja hal kecil yang terlewat yang jadi penghambat. hahaha. (Skor 8,5/10)
5. Vertigo (1958)
Seorang detektif yang berhenti bekerja karena trauma akan kejadian yang dialaminya dipaksa mengungkap kasus yang dialami oleh teman dekatnya. Vertigo berhasil mengkolaborasikan thriller dan romansa dengan kemasan yang apik. Hanya saja menurut saya agak overrated dimana banyak yang menyandingkan film ini dengan Citizen Kane dan The Godfather sebagai deretan film terbaik sepanjang masa. (Skor 8/10)
6. North by Northwest (1959)
Sebuah film Alfred Hitchcock yang ikonik. Bercerita tentang bagaimana Roger Thornhill, seorang eksekutif periklanan, yang menjadi korban salah tangkap oleh agen rahasia. Kita diajak berpetualang bagaimana Roger kabur dari setiap kejaran. Menurut saya film North by Northwest ini adalah film ikonik yang kemudian menginspirasi film-film agen rahasia seperti Mission Impossible, film seri James Bond, The Bourne series, dan sejenisnya. (Skor 9/10)
7. Psycho (1960)
So far, this is the best Alfred Hitchcock’s movie I’ve ever watched. Bercerita tentang seorang karyawati bernama Marion yang kabur setelah membawa uang $40.000 yang kemudian mampir di sebuah motel. Psycho is an amazing horror-mystery-thriller movie ever made, I can’t expect more. (Skor 9/10)
8. Scent of Woman (1992)
Lt. Col. Frank Slade yang diperankan oleh Al Pacino adalah seorang pensiunan tentara yang buta dimana ia mencari orang yang bisa bekerja part time menemani perjalanan weekendnya. Charlie Slimms adalah seorang siswa yang berminat mengambil pekerjaan itu. Sebuah pekerjaan yang tak diperkirakan sebelumnya. Kita diajak untuk menikmati sebuah perjalanan dua orang dengan karakter yang berbeda. Al Pacino memenangi Oscar Best Actor lewat film ini dan perannya memang layak meraih penghargaan itu. (Skor 8/10)
9. A Bronx Tale (1993)
Ingin menonton film gangster tapi dengan sisi penceritaan yang berbeda dari kebanyakan? You should watch this. A Bronx Tale adalah sebuah kisah nyata menceritakan efek sosial dari sebuah gangster, bagaimana Lorenzo (Robert de Niro) seorang sopir bus yang mulai khawatir akan kehidupan dan pertumbuhan anaknya yang hidup di lingkungan gangster lokal di daerah Bronx tahun 1960-an. (Skor 8,5/10)
10. The Lobster (2015)
Kisah absurd yang merupakan sentilan. Di sebuah hotel para jomblowan dan jomblowati akan dicomblangkan atau diajak menemukan pasangannya dalam waktu 45 hari, jika tidak mereka akan dijadikan buruan di sebuah hutan. The Lobster menyentil keras bahwa tak semua cinta bisa dipaksa dalam sebuah tempat, tidak semua hal bisa dipisahkan hanya dengan hitam dan putih, tidaklah baik berpura-pura menyenangkan orang lain, dan masih banyak sarkasme romansa lainnya. (Skor 7,5/10)
11. Mission: Impossible—Fallout (2018)
Ethan Hunt dan timnya berpacu dengan waktu setelah sebuah kesalahan misi yang terjadi. Petualangannya dimulai saat misi IMF gagal yang menyebabkan dunia terancam hancur karena adanya perebutan benda yang dapat mengancam terjadinya perang nuklir. Fallout adalah seri keenam Mission: Impossible setelah serie Rogue Nation yang rilis pada 2015. (Skor 7,5/10)
Sumber Gambar: 
Pada urutan kelima saya merekomendasikan “Miracle in Cell no. 7”. Film Korea yang rilis pada Tahun 2013 ini menceritakan tentang seorang ayah yang bernama Lee Yong Goo yang memiliki keterbelakangan mental namun keterbelakangan mentalnya tidaklah berpengaruh pada kecintaan pada putrinya, Ye Sung, yang berumur 6 tahun. Berawal dari keinginan Lee Yong Goo untuk membelikan anaknya tas bergambar Sailor Moon, Lee Yong Goo dihadapkan pada tuduhan melakukan penculikan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan pada anak seorang komisaris polisi.
Big Fish adalah film karya sutradara Tim Burton, sebuah film satir yang mempertentangkan fakta dengan realita. Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang ayah yang dicintai dicintai dimana-mana, namun ironisnya tidak dicintai oleh anak lelaki satu-satunya. Kemudian mereka dipertemukan pada keadaan ketika sang ayah sekarat tapi digambarkan sehat. Pertentangan fakta dan realita itu adalah tentang anggapan so impossible sang anak yang sedari kecil dicekoki cerita pengalaman ayahnya menjelejahi daerah-daerah mistis dan bertemu orang-orang aneh dan imajinatif.
Anda pernah nonton film tentang olahraga hoki wanita, Chak de India! (2007)? Film ini memiliki tema yang sama, yaitu tentang semangat berprestasi untuk negara melalui olahraga. Film ini didasarkan pada kisah nyata, tapi Aamir Khan, sang pemeran utama, berhasil menambahkan pesan tentang passion, keinginan kuat, cara mendidik anak dan berani melawan anggapan sinis bagi wanita India yang dinilai hanya sekedar beban kemudian disiapkan untuk dinikahkan & menjadi ibu rumah tangga. Saya dibuat ngakak, emosi, geregetan, dan juga terharu sewaktu menontonnya.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata seorang pria bernama Chris Gardner (diperankan oleh Will Smith), seorang salesman yang berhasil menjadi salah satu pialang saham terkaya di masanya. Pada awal karirnya Ia adalah seorang yang cerdas dan berbakat namun tidak beruntung karena ia tidak mendapat pekerjaan sesuai talentanya. Terpaksa ia harus bekerja paruh waktu dengan menjual scanner tulang portable. Kondisi ekonomi yang memprihatinkan membuatnya ditinggal oleh istrinya, lantas Ia yang kemudian memperoleh hak asuh anak lelakinya, Christopher. Bersama Christopher inilah cerita bermula tentang kedekatan sang Ayah dengan anaknya ,lika-liku hidup yang mereka jalani, dan perjuangan yang mesti sang ayah lakukan untuk meraih kesuksesan.
What’s “father’s day movies” that touch me most? That’s Life is Beautiful. Film Italia yang memiliki judul asli La vita è bella ini rilis pada 1997. Film ini mengisahkan tentang ketegaran seorang ayah dalam menghadapi hidup yang pahit dan memberikan sudut pandang yang indah kepada putranya. Film yang disutradari dan dibintangi Roberto Benigni ini berlatar belakang konflik Nazi-Yahudi semasa Perang Dunia II. An Unforgettable fable that proves love, family, and imagination conquer all. La vita è bella is just simply the best movie for father’s day.
People called it “The Godfather of Bollywood”. Memang temanya mirip dengan mafia-mafia di film legendaris, The Godfather. Tapi tetap saja Gangs of Wasseypur menyajikan intensitas yang tinggi, seru, dan mencekam sepanjang film.
Menurut saya intensitas di film kedua lebih tinggi, oleh karenanya Gangs of Wasseypur II menempati urutan keempat yang saya favoritkan.
Kahaani menceritakan tentang seorang wanita hamil yang mencari suaminya yang diduga dibunuh. Film ini punya kekuatan di twist ending, jadi sinopsisnya gak usah banyak-banyak ya.
Anda pernah nonton film tentang olahraga hoki wanita, Chak de India! (2007)? Film ini memiliki tema yang sama, yaitu tentang semangat berprestasi untuk negara melalui olahraga. Film ini didasarkan pada kisah nyata, tapi Aamir Khan, sang pemeran utama, berhasil menambahkan pesan tentang passion, keinginan kuat, cara mendidik anak dan berani melawan anggapan sinis bagi wanita India yang dinilai hanya sekedar beban kemudian disiapkan untuk dinikahkan & menjadi ibu rumah tangga. Saya dibuat ngakak, emosi, geregetan, dan juga terharu sewaktu menontonnya
Beberapa hal yang khas dari Sate Klathak antara lain: satenya dibakar dengan “hanya” dibumbui garam saja, tusuk satenya menggunakan jeruji sepeda, dan satenya dibuat dari daging kambing muda dengan ukuran lebih besar dari sate biasa. Penyajiannya menggunakan kuah gulai kambing yang bikin rasanya jadi tambah maknyus. Karena tusuk sate yang menggunakan besi inilah yang menjadikan sate klathak lebih matang dan lebih khas rasa dagingnya. Menurut ilmu fisikanya sih (katanya) jeruji ini yang menjadi konduktor panasnya yang bikin matangnya maksimal. Kalau lagi jalan-jalan ke arah Imogiri, Bantul, ada beberapa tempat makan yang menjual sate klathak. Salah satu yang khas adalah Sate Klathak Pak Pong. Menurut pengalaman saya sih, paling enak nyore di Bantul, main ke Pantai Parangtritis, Parngkusumo, atau yang lainnya terus makan malamnya di Imogiri. Apalagi nyore dan makan malamnya bawa “gandengan”. #eh =D
Tengkleng Gajah???
Ada 2 pilihan, versi goreng dan versi rebus. Kalau saya sih lebih suka yang versi rebus, “rasa jogja-nya” lebih terasa.
Eits, tenang dulu, ini “bir halalan thoyiban” kok. Gak cuma Betawi yang punya bir plethok, tapi di Yogyakarta juga ada bir jawa. Bir ini lebih ke paduan rasa rempah yang khas kalo menurut saya, rasanya segar semerbak. Beberapa bahan penyusunnya antara lain: jeruk nipis, gula batu, serai, jahe, kulit secang, kayu manis, kapulaga, dan cengkeh. Tentunya tanpa sianida atau bahan kimia berbahaya, birnya dibuat dari bahan-bahan alami. haha
Pertama kali mau minum, mikirnya “uwuh” kan artinya “sampah” kok bisa dibikin minuman?. Wedang Uwuh adalah minuman yang bahan bakunya dedaunan mirip dengan sampah. Bahan bakunya rempah khas Indonesia, yaitu daun dan ranting cengkeh, daun pala, daun manis jangan, kayu secang, jahe, ditambah gula batu. Namun seiring dengan perkembangan zaman, saat ini wedang uwuh sudah dikembangkan dalam bentuk instan, ada juga bentuk celup, agar lebih praktis. Wedang uwuh sendiri memiliki manfaat untuk kesehatan antara lain membantu menyembuhkan batuk, masuk angin, pegal-pegal, dan kembung.
kumpulbarenglhd 